Jumat, 01 Februari 2013

AZAB DAN SIKSA UNTUK SEORANG PEMBUNUH (Misteri Kuburan yang Terbakar)

Penulis : TRIA B. SANTOSO

Kisah mistis ini merupakan kisah nyata yang terjadi beberapa puluh tahun silam di sebuah desa pinggiran di wilayah Pantai Utara Banten. Untuk menghormati para pelaku peristiwa, kami sengaja telah menyamarkan mereka....

Hampir setahun ini Yudhis, sahabatku hanya mampu berbaring menyedihkan di tempat tidur. Sisa hidupnya sepertinya hanya akan dia habiskan dengan erangan kesakitan yang keluar dari mulutnya yang pencong, dan penuh luka menjijikan.
Bahkan luka iyu juga menjalar di sekujur tubuhnya.
Bau anyir sangat menjijikkan menebar ke seluruh ruangan kamar tidur Yudhis. Dia hanya berteman kepedihan serta penderitaan yang seperti tak berujung.
Nyaris tak ada yang sudi mendekati Yudhis, kecuali hanya aku yang sesekali datang membawakan makanan dan minuman untuknya. Selebihnya, aku sendiri sangat jijik mendekatinya.
"Kau taruh saja makanan itu di depan pintu kamarku, Ilham! Biar nanti aku sendiri yang mengambilnya," kata Yudhis suatu ketika. Sepertinya dia pun sadar bahwa aku hanya berpura-pura tidak jijik melihat keadaannya.
Hidup sendiri penuh siksaan lahir bathin membuat Yudhis hanya bisa meratap dan menyesali nasibnya. Mungkin dia sadar penyebab semua ini, tapi mungkin juga tidak.
Aneh, kian hari tubuhnya dipenuhi koreng bernanah yang tak henti- hentinya merembeskan darah seperti keringat. Tentu saja sakit dan amat perih tiada terkira.
Isteri yang dia harapkan akan mampu mengurus penderitaannya telah berpulang mendahuluinya. Begitu juga anak. Dari ketiga kelahiran bayinya, tak seorangpun diberi umur panjang lebih dari setahun. Mungkin ini hukum karma. Hanya para tetangga yang iba saja yang selama ini membantunya. Itupun kalau dia sudah berteriak- teriak meminta tolong baru ada yang menyambanginya.
"Aku ingin mati, Ilham! Tapi mengapa Tuha tak juga mencabut nyawaku?" sesal Yudhis dengan tubuh gemetar menahan sakit yang terus menurus.
"Sabarlah, Yud! Tuhan tidak akan memberikan cobaan melibihi kekuatan yang kita miliki," hiburku.
Dengan sengit dia membalasnya, "Sudah ribuan kali aku mendengar kata-kata itu. Tapi coba kau lihat sendiri bagaimana keadaanku? Penyakit keparat ini tak pernah berhenti menyiksaku."
Aku hanya terdiam, merasakan betapa hancurnya perasaan sahabat yang kukenal beberapa puluh tahun silam itu.
Memang, sudah tak terhitung uang yang Yudhis keluarkan untuk mengobati sakitnya. Dia telah berobat mulai dari dokter sampai orang pintar, yang tak terhitung jumlahnya, hingga meludeskan semua harta bendanya. Menurut analis medis, Yudhistira menderita sakit gula yang sudah sangat parah hingga dokterpun angkat tangan. Paranormalpun geleng-geleng kepala, tak sanggup mengobatinya.
Tidak sampai disitu saja penderitaannya. Lewat teriakan keras, mulutnya menganga lebar dan mata melotot seolah ingin loncat dari kelopaknya. Seketika itu nyawa Yudhistira lepas seperti menahan sakit yang amat sangat. Aku tak kuasa menahan tangis melihat proses kematiannya yang sangat tragis itu. Tapi, itulah pilihan yang diinginkan oleh Yudhis. Dia telah pasrah melawan sakitnya, dan dia ingin segera mati.
Tapi, penderitaan Yudhis rupanya belum lagi sirna. Saat jenazahnya akan dimakamkan terjadi peristiwa yang sangat heboh. Hari itu, ketika jasad Yudhistira yang amis terbungkus kain kafan akan diturunkan ke liang lahat, entah kenapa tiba-tiba tubuh kaku itu seperti sangat berat ratusan kilo, sehingga menimpa dua orang di bawahnya. Begitu pula yang di atas ikut terjerembab ke lubang kubur yang sempit. Oleh karena itu akhirnya jasad Yudhis terinjak-injak oleh para penguburnya sendiri.
Aneh, padahal tubuh Yudhis kurus kering tinggal kulit pembalut tulang. Tak satupun para pengubur dan pelayat mengetahui penyebab apa yang terjadi dengan jasad itu. Setahu mereka, semasa hidup dan sebelum penyakit terkutuk itu menyiksanya Yudhistira adalah orang yang baik dan pemurah.
Tujuh hari setelah kematian Yudhistira yang menyedihkan itu, secara tak sengaja Ibu Hanna, tetanggaku melihat keanehan di sekitar makam Yudhistira yang kebetulan terletak di pinggir areal makam dekat jalan umum yang banyak di lalaui orang. Sebagai penjual kue basah, Ibu Hanna setiap hari memang melewati jalan itu. Berangkat subuh pulang siang dari pasar di kota Kecamatan. Ini dia lakukan demi membantu ekonomi keluarga karena sang suami hanya sebagai buruh tani yang tak tentu penghasilannya.
Pagi menjelang siang itu Ibu Hanna pulang sendiri dari pasar karena dagangannya paling duluan habis terjual dibanding sesama penjual lainnya. Namun, ketika sampai di sebarang TPU, Ibu Hanna berhenti sejenak mengamati sekitar makam Yudhistira yang nampak aneh.
Entah mengapa, pohon-pohon di sekitar makam itu nampak layu dan mati. Bahkan dua pohon Kamboja cukup besar di samping makam seperti layu dan sebagian daunnya jatuh berguguran, kering.
"Aneh, kenapa pohon-pohon di sekitar makam itu mati kering?" batin
Ibu Hanna. Dia menjadi takut dan segera berlalu pulang. Sesampai di rumah Ibu Hanna mengadukan hal ini kepada suaminya, Pak Darto.
"Pak, aku heran kenapa pohon- pohon di dekat makan Pak Yudhis itu pada mati. Sekarang kan musin hujan, di tempat lain tak apa-apa," kata Ibu Hanna.
"Itukan wajar saja, tak perlu dipikirkan. Ya, mungkin maunya pohon itu mati, seperti juga si Yudhistira itu. Semua yang ada di dunia ini kan pasti mati, Bu!" jawab Pak darto, sekenanya.
*** Setelah melihat keganjilan itu, Ibu Hanna kerap kali mengalami mimpi yang sangat aneh. Beginilah cerita dalam mimpi yang berkali-kali hadir dalam tidurnya itu....
Pagi buta itu dia baru saja pulang dari pasar. Ketika lewat di dekat pemakanan, wanita yang agak tambun ini berlari sekuat tenaga di tengah hujan badai dan guntur menakutkan. Beberapa kali dia terjatuh. Dia juga menjerit-jerit meminta tolong karena dikejar mahluk-mahluk kecil seperti bocah dengan tampang beringas dan membawa cambuk yang terbuat dari api yang membara. Mahluk-mahluk kecil berjumlah belasan itu seolah menjadikan Ibu Hanna sebagai buruannya.
Aneh, ketika berlari tiba-tiba Ibu Hanna melihat sebuah pohon aneh yang akarnya berada di atas, sedang daunya di bawah. Setengah putus asa Bu Hanna berlindung di balik tembok pagar pemakaman itu. Aneh,
dia melihat makhluk-makhluk kecil itu beramai-ramai menyerang pohon terbalik dengan cemetinya. Api dari cemeti-cemeti itu membakar hingga daun-daun pohon terbalik itu hancur menjadi api.
Bu Hanna tak menghiraukan keadaan dirinya. Namun yang membuatnya ngeri yaitu ternyata bocah-bocah aneh itu tak mengeroyok dirinya, melainkan pohon terbalik itu.
Anehnya laig, ternyata pohon itu menjerit-jerit menahan sakit dan memohon ampun seolah hidup seperti manusia. Sebagian daun itu mulai hancur menjadi api. Sedangkan batangnya berlumuran darah. Yang lebih mengejutkan lagi, suara jeritan itu seperti sudah dikenal Ibu Hanna. Ya, itu suara erangan tetangganya, Yudhistira.
Menyadari hal itu, Ibu Hanna ikut menjerit-jerit. Dia baru sadar ketika sebuah tepukan di pipinya mendarat yang tak lain tamparan suaminya. Ibu Hanna terbangun dengan nafas terengah-engah dan peluh membasahi badannya....
Begitulah mimipi aneh yang dialami oleh Bu Hanna selama beberapa malam. Dia menceritakan semua keanehan yang dialaminya itu padaku. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, aku mengajak Ibu Hanna ke rumah Kyai Kodir, tokoh tertua di desaku sekaligus ulama yang tempo hari memimpin penguburan Yudhistira.
"Saya cuma mau tanya, sebenarnya ada apa dengan makam Yudhistira, juga mimpi saya itu, Pak Kyai?" kata Ibu Hanna setelah menceritakan semua yang dialaminya itu.
"Dosa apa sebenarnya yang ditanggung Yudhistra hingga keadaannya seperti itu, Pak Kyai?" imbuhku.
Kyai Kodir hanya tersenyum kecil. Namun wajahnya menampakkan kegelisahan.
"Soal dosa, itu urusan Allah dan umatnya itu sendiri. Aku tak tahu apa yang terjadi dengan Yudhistira. Soal pohon-pohon yang mati itu...aku juga sudah dengar. Ya sudah, kau pulang saja dulu. Jangan dipikirkan. Yang penting, rajin sholat dan bacalah wiridan yang aku berikan padamu!" jawab Kyai Kodir, bijak.
Ibu Hanna pulang lebih dulu, sedang aku tetap bertahan di rumah Kyai Kodir. Sepulang Ibu Hanna, Kyai Kodir tak urung gelisah juga. Rupanya, tanpa sepengetahuan siapapun dia sendiri tiga malam berturut-turut didatangi arwah Yudhistira yang nampak tersiksa minta agar kematiannya disempurnakan. Anehnya lagi dalam pertemuan di alam maya itu Kyai Kodir juga melihat wajah seorang perempuan yang tak dikenalnya. Maka diam-diam pula dia mulai menyelidiki dan berdzikir memohon petunjukNya. Dia ingin mengetahui ada apa dengan mendiang Yudhistira.
Seminggu berlalu, ternyata petunjuk Allah itupun datang. Tanpa disangka rumah Kyai Kodir kedatangan tiga orang tamu yaitu Pak Barnas, Ketua RW di kampungku, dan seorang perempuan setengah baya berdandan agak menor ditemani seorang anak berusia sembilan tahunan. Yang membuat Kyai Kodir sekaligus aku yang juga hadir di sana terkejut, perempuan menor itu menurut pengakuan Kyai Kodir ternyata raut wajahnya sama dengan
yang hadir dalam mimpi yang dialami
sang Kyai selama beberapa malam.
Ya, perempuan itu mengaku sebagai isteri muda Yudhistira. Dia menyebut namanya Lisa. Sebelumnya, Lisa datang ke rumah Pak Barnas selaku RW dengan tujuan ingin memastikan berita kematian Yudhistira, sekaligus mengurus prihal hak waris atas tanah mendiang Yudhistira. Menurt Lisa, anak kecil yang bersamanya itu adalah anak almarhum.
"Lalu...kenapa Pak Barnas datang ke tempatku. Apa yang bisa saya bantu?" tanya Kyai Kodir.
"Maaf, Pak Kyai. Kedatangan saya ini sebenarnya hanya ingin tahu silsilah Yudhistira, mengingat Pak Kyai adalah orang tertua di desa ini. Barangkali Pak Kyai mengetahui siapa sebenarnya pemilik warisan yang sah atas rumah dan tanah mendiang itu," ujar Pak Barnas. Sebidang tanah seluas sekitar 300 meter persegi yang di atasnya berdiri sebuah rumah kecil permanen memang satu-satunya harta peninggalan Yudhistira.
Kyai Kodir geleng-geleng kepala. "Akupun tak tahu keluarga Yudhistira sebenarnya. Yang saya tahu dia menetap di desa ini sudah puluhan tahun dan memiliki isteri tanpa anak. Itu saja keluarganya, dan sekarang aku tak tahu lagi keluarganya yang lain."
"Barang kali Mbak Lisa ini mengetahuinya?" tanyaku, coba menjernihkan suasana.
Yang ditanya justru menangis pilu, hingga membingungkan kami semua. Lalu dengan sesenggukan Lisa bercerita panjang lebar mengenai Yudhistira.
"Alarhum sesungguhnya punya dua isteri sah. Yang satu tinggal di desa ini dan yang satu adalah di Lampung.
Yang di Lampung itu adalah saya sendiri. Saya awal mulanya hanyalah seorang pelacur langganan Mas Yudhis. Ketika saya diajak hidup serumah saya menurut dengan harapan dia mau mengawini saya. Dan ternyata dia menyanggupinya, bahkan berjanji akan menceraikan isterinya dan memberikan harta warisan kepada saya. Sebab saat itu saya sudah mengandung anak ini."
Lisa mengelus-elus kepala bocah di sampingnya. Lalu ia kembali melanjutkan ceritanya, "Setelah kandungan saya berumur lima bulan, saya baru tahu pekerjaan Mas Yudhis yang sebenarnya, hingga membuat saya diam-diam justru menjauhinya karena takut kualat. Ternyata almarhum itu bisa hidup enak dari....dari...membunuh banyak orang. Ya, dia adalah seorang pembunuh bayaran."
Cerita Lisa benar-benar menyentakkan kami. Sungguh sulit bagi kami untuk mrempercayainya.
Ketika kami berada dalam kebingungan, perempuan itu kembali melanjutkan kisahnya....
"Mas Yudhis itu sering menerima pesanan membunuh orang. Biasanya itu pesanan cukong- cukong kaya dari kota yang kebetulan mempunyai musuh. Menurut pengakuan almarhum, dia sudah dua belas kali membunuh, bahkan ada yang dipenggal dan diambil kepalanya. Begitu saya tahu siapa sebenarnya Almarhum, saya berusaha menghindar dan bersembunyi. Sejak itu, saya tak tahu lagi kabar Mas Yudhis hingga lahir anak saya ini. Begitu saya dengar dia sudah meninggal, saya baru berani kelaur dan bermaksud menagih ucapannya dulu. Tapi...tapi saya tak tahu siapa kini yang harus saya tagih. Saya sudah berhenti jadi pelacur dan ingin hidup layak dengan anak saya yang juga anak Mas Yudhis ini. Sebab kami sudah tak punya apa-apa lagi."
Aku, Kyai Kodir dan Pak Barnas kembali tercengang mendengar cerita perempuan bernama Lisa itu. Kami seolah tak percaya akan ucapannya. Kami juga hampir tak percaya dengan kebejatan mendiang Yudhistira. Namun aku sadar kalau selama ini mendiang memang penuh rahasia. Misalkan saja dia sering pergi meninggalkan rumah untuk waktu yang lama, lalu ketika datang selalu membawa penghasilan dalam jumlah besar.
"Setahu saya almarhum juga memiliki
jimat yang tak mempan dibacok atau ditembak. Jimat itu katanya sudah dipendam di dalam rumahnya saat dia sakit parah," cetusku.
Kini terbukalah misteri Yudhistra. Dia ternyata menyimpan riwayat kelam yang hanya pantas dilakukan oleh Iblis. Dan kini terkuaklah apa yang sedang dijalani Yudhistira di alam kuburnya. Mungkin di sana dia sedang meraung-raung menerima siksa kubur yang amat pedih hingga keadaan sekitar makamnya pun nampak seperti terbakar oleh bias panasnya api alam kubur....belum lagi pertanggungjawabannya di hari kiamat kelak.

Kisah dahsyatnya siksa di alam kubur

Abul-Laits meriwayatkan dengan
sanadnya dari Albaraa' bin Aazib
r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad
s.a.w keluar menghantar jenazah
seorang sahabat Anshar, maka
ketika sampai kekubur dan
belum dimasukkan dalam lahad,
Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya
diam menundukkan kepala
bagaikan ada burung diatas
kepala kami, sedang Nabi
Muhammad s.a.w mengorek-
ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia
mengangkat kepala sambil
bersabda: "Berlindunglah kamu kepada
Allah dari siksaan kubur.". Nabi
Muhammad s.a.w mengulangi
sebanyak 3 kali." Lalu Nabi
Muhammad s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan
menghadapi akhirat (akan mati),
turun padanya malaikat yang
putih-putih wajahnya bagaikan
matahari, membawa kafan dari
syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata
mengelilinginya, kemudian
datang malaikulmaut dan duduk
didekat kepalanya dan
memanggil: "Wahai roh yang tenang baik,
keluarlah menuju pengampunan
Allah dan ridhaNya."
Nabi Muhammad s.a.w bersabda
lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir
bagaikan titisan dari mulut kendi
tempat air, maka langsung
diterima dan langsung
dimasukkan dalam kafan dan
dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum
diatasbumi, lalu dibawa naik,
maka tidak melalui rombongan
malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?"
Dijawab: "Roh fulan bin fulan
sehingga sampai kelangit, dan
disana dibukakan pintu langit
dan disambut oleh penduduknya
dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa
naik kelangit yang atas hingga
sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah
suratnya di illiyyin. Kemudian
dikembalikan ia kebumi, sebab
daripadanya Kami jadikan, dan
didalamnya Aku kembalikan dan
daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh kejasad
dalam kubur, kemudian datang
kepadanya dua Malaikat untuk
bertanya: "Siapa Tuhanmu?"
Maka dijawab: Allah Tuhanku.
Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab:
"Agamaku Islam" Ditanya lagi:
"Bagaimana pendapatmu
terhadap orang yang diutuskan
ditengahtengah kamu?" Dijawab:
"Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu
mengetahui itu?" Maka dijawab:
"Saya membaca kitab Allah lalu
percaya dan membenarkannya"
Maka terdengar suara: "Benar
hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta
pakaian syurga dan bukakan
untuknya pintu yang menuju
kesyurga, supaya ia mendapat
bau syurga dan hawa syurga, lalu
luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya
seorang yang bagus wajahnya
dan harum baunya sambil
berkata:
"Terimalah kabar gembira, ini
saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?"
Jawabnya: "Saya
amalmu yang baik." Lalu ia
berkata: Ya Tuhan, segerakan
hari kiamat
supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan
kawanku." Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Adapun hamba yang kafir, jika
akan meninggal dunia dan
menghadapi akihirat, maka turun
kepadanya Malaikat dari langit
yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk
dimukanya sepanjang
pandangan mata, kemudian
datang Malaikulmaut dan duduk
disamping kepalanya lalu
berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah
menuju murka Allah." Maka
tersebar
disemua anggota badannya,
maka dicabut rohnya bagaikan
mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat
dan ototnya, lalu diterima akan
dimasukkan dalam kain hitam,
dan dibawa dengan bau yang
sangat busuk bagaikan bangkai,
dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan
ditanya: "Roh siapakah yang
jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan."
dengan sebutan yang amat jelek
sehingga sampai dilangit dunia,
maka minta dibuka, tetapi tidak
dibuka untuknya. Kemudian Nabi
Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus
samaa'i, wala yad khuluunal
jannata hatta yalijal jamalu fisamil
khiyaath." (Yang Bermaksud)
"Tidak dibukakan bagi mereka
itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga
unta dapat masuk dalam lubang
jarum."
Kemudian diperintahkan:
"Tulislah orang itu dalam sijjin."
Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana
ayat "Waman yusyrik billahi
fakaan nama khorro minassama'i
fatakh thofuhuth thairu au tahwi
bihirrihu fimakaanin sahiiq."
(Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka
bagaikan jatuh dari langit lalu
disambar helang atau
dilemparkan oleh angin kedalam
jurang yang curam."
Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didalam kubur,
lalu didatangi oleh dua Malaikat
yang mendudukkannya lalu
bertanya: ""Siapa Tuhanmu?"
Maka dijawab: "Saya tidak tahu".
Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu"
Ditanya lagi: "Bagaimana
pendapatmu terhadap orang
yang diutuskan ditengah-tengah
kamu?" Dijawab: "Saya tidak
tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu
mengetahui itu?" Maka dijawab:
"Saya tidak
tahu" Maka terdengar suara
seruan dari langit: "Dusta
hambaku, hamparkan untuknya dari
neraka dan bukakan baginya
pintu neraka,
maka terasa olehnya panas hawa
neraka, dan disempitkan
kuburnya sehingga terhimpit dan rosak
tulang-tulang rusuknya,
kemudian datang kepadanya
seorang yang buruk wajahnya
dan busuk baunya sambil
berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat
yang telah diperingatkan oleh
Allah kepadamu." Lalu ia
bertanya:
"Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku
amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan
percepatkan kiamat, ya Tuhan
jangan
percepatkan kiamat."
Abul-Laits dengan sanadnya
meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad
s.a.w bersabda: "Seorang
mukmin jika sakaratulmaut
didatangi oleh Malaikat dengan
membawa sutera yang berisi
masik (kasturi) dan tangkai- tangkai bunga, lalu dicabut
rohnya bagaikan mengambil
rambut didalam adunan sambil
dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul
muth ma'innatur ji'i ila robbiki
rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang
tenang, kembalilah kepada
Tuhanmu dengan perasaan rela
dan diridhoi. Kembalilah dengan
rahmat dan keridhoan Allah."
Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan
bunga-bunga itu lalu dilipat
dengan sutera dan dibawa
keilliyyin. Adapun orang kafir jika
sakaratulmaut didatangi oelh
Malaikat yang membawa kain bulu yang
didalamnya ada api, maka
dicabut rohnya dengan
kekerasan sambil
dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah
menuju murka
Tuhammu ketempat yang rendah
hina dan siksaNya, maka bila
telah
keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti
sesuatu
yang mendidih kemudian dilipat
dan dibawa kesijjin."
Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan
dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan
dikubur maka diperluaskan
kuburnya itu hingga 70 hasta
dan ditaburkan padanya bunga-
bunga dan dihamparkan sutera,
dan bila ia hafal sedikit dari al- quran sukup untuk
penerangannya jika tidak maka
Allah s.w.t. memberikan
kepadanya nur cahaya
penerangan yang menyerupai
penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan
pengantin baru, jika tidur maka
tidak ada yang berani
membangunkan kecuali
kekasihnya sendiri, maka ia
bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan
belum puas.
Adapun orang kafir maka akan
dipersempit kuburnya sehingga
menghancurkan tulang rusuknya
dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular
segemuk leher unta, maka
makan dagingnya sehingga
habis dan sisa tulang semata-
mata, lalu dikirim kepadanya
Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu
dengan membawa puntung dari
besi yang langsung
dipukulkannya, sedang Malaikat
itu tidak mendengar suara
jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak
dikasihaninya, selain itu lalu
dihidangkan siksa neraka itu tiap
pagi dan petang."
Abu-Laits berkata: "Siapa yang
ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan
meninggalkan empat yaitu: 1. Menjaga sembahyang lima
waktu
2. Banyak bersedekah
3. Banyak membaca al-quran
4. Memperbanyak bertasbih
(membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha
illallah wallahu akbar, walahaula
wala quwata illa billah)
Semua yang empat ini dapat
menerangi kubur dan
meluaskannya. Adapun empat yang harus
ditinggalkan ialah:
1. Dusta
2. Kianat
3. Adu-adu
4. Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah
bersabda: "Bersih-bersihlah
kamu daripada kencing, sebab
umumnya siksa kubur itu kerana
kencing. (Yakni hendaklah
dicuci kemaluan sebersih- bersihnya.)
Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Innallahha ta'ala kariha lakum
arba'a: Al'abatsu fishsholaati,
wallagh wu filqira'ati, warrafatsu
fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud)
Sesungguhnya Allah tidak suka
padamu empat, main-main dalam
sembahyang dan lahgu (tidak
hirau), dalam bacaan quran dan
berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kubur."
Muhammad bin Assammaak
ketika melihat kubur berkata:
"Kamu jangan tertipu kerana
tenangnya dan diamnya
kuburkubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah
bingung didalamnya, dan jangan
tertipu kerana ratanya kubur ini,
maka alangkah jauh berbeza
antara yang satu pada yang lain
didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal
memperbanyak ingat pada kubur
sebelum masuk kedalamnya."
Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa
yang sering (banyak)
memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari
kebun-kebun syurga, dan siapa
yang melupakannya maka akan
mendapatkannya jurang dari
jurang-jurang api neraka." Ali bin Abi Thalib r.a. berkata
dalam khutbahnya: "Hai hamba
Allah, berhati-hatilah kamu dari
maut yang tidak dapat dihindari,
jika kamu berada ditempat, ia
datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan
terpegang juga, maut terikat
selalu diubunubunmu, maka
carilah jalan selamat, carilah jalan
selamat dan segerasegera, sebab
dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur,
ingatlah bahawa kubur itu
adakalanya kebun dari kebun-
kebun syurga atau jurang dari
jurang-jurang neraka dan kubur
itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap,
akulah tempat sendirian, akulah
rumah ulat-ulat." Ingatlah sesudah itu ada hari
(saat) yang lebih ngeri, hari
dimana anak kecil segera
beruban dan orang tua bagaikan
orang
mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya
dan wanita
yang bunting menggugurkan
kandungannya dan kau akan
melihat
orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk
khamar, hanya siksa Allah s.w.t.
yang sangat ngeri dan dahsyat.
Ingatlah bahawa sesudah itu ada
api neraka yang sangat
panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya
darah
bercampur nanah, tidak ada
rahmat Allah s.w.t. disana. Maka
kaum
muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada
syurga yang luasnya selebar
langit dan bumi, tersedia untuk
orangorang yang takwa. Semoga
Allah s.w.t. melindungi kami dari
siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam
darunna'iem (Syurga yang serba
kenikmatan).
Usaid bin Abdirrahman berkata:
"Saya telah mendapat
keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia
berkata: "Segerakan aku.", dan
bila telah dimasukkan dalam
lahad
(kubur), bumi berkata
kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas
punggungku, dan kini lebih
sayang kepadamu." Dan bila
orang kafir
mati lalu diangkat mayatnya, ia
berkata: "Kembalikan aku." dan bila
diletakkan didalam lahadnya,
bumi berkata: "Aku sangat benci
kepadamu ketika kau diatas
punggungku, dan kini aku lebih
benci lagi kepadamu."
Usman bin Affan r.a. ketika
berhenti diatas kubur, ia
menangis, maka ditegur: "Engkau
jika menyebut syurga dan neraka
tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?"
Jawabnya: "Nabi Muhammad
s.a.w pernah bersabda: "Alqabru
awwalu manazilil akhirah, fa in
naja minhu fama ba'dahu aisaru
minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu
minhu." (Yang
bermaksud)"Kubur itu pertama
tempat yang menuju akhirat,
maka bila selamat dalam kubur,
maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat
dalam kubur maka yang
dibelakangnya lebih berat
daripadanya."
Abdul-Hamid bin Mahmud
Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a.,
tiba-tiba datang kepadanya
beberapa orang dan berkata:
"Kami rombongan haji dan
bersama kami ini ada seorang
yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati,
maka kami siapkan segala
keperluannya, dan ketika
menggali kubur untuknya, tiba-
tiba ada ular sebesar lahad, maka
kami tinggalkan dan menggali lain
tempat juga ada ular, maka kami
biarkan dan kami menggali lain
tempat juga kami dapatkan ular,
maka kami biarkan dan kini kami
bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami
perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari
amal perbuatannya sendiri, lebih
baik kamu kubur sajan demi
Allah andaikan kamu galikan
bumi ini semua niscaya akan
kamu dapat ular didalamnya." Maka mereka kembali dan
menguburkan mayat itu didalam
salah satu kubur yang sudah
digali itu dan ketika mereka
kembali kedaerahnya mereka
pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-
barangnya sambil bertanya
kepada isterinya apakah amal
perbuatan yang dilakukan oelh
suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa
menjual gandum dalam karung,
lalu dia mengambil sekadar
untuk makanannya sehari, dan
menaruh tangkaitangkai gandum
itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."
Abul-Laits berkata: "Berita ini
menunjukkan bahawa kianat itu
salah satu sebab siksaan kubur
dan apa yang mereka lihat itu
sebagai peringatan jangan sampai kianat."
Ada keterangan bahawa bumi ini
tiap hari berseru sampai lima kali
dengan berkata: 1. Hai anak Adam, anda berjalan
diatas punggungku dan
kembalimu didalam perutku.
2. Hai anak Adam, anda makan
berbagai macam diatas
punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.
3. Hai anak Adam, anda tertawa
diatas punggungku, dan akan
menangis didalam perutku.
4. Hai anak Adam, anda
bergembira diatas punggungku dan akan
berduka didalam perutku.
5. Hai anak Adam, anda berbuat
dosa diatas punggungku, maka
akan tersiksa didalam perutku. Amr bin Dinar berkata: "Ada
seorang penduduk kota
Madinah yang mempunyai
saudara perempuan dihujung
kota, maka
sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan
persiapannya dibawa kekubur,
kemudian setelah selesai
menguburkan dan kembali
pulang kerumah, ia teringat pada
kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia
minta bantuan orang untuk
menggali kubur itu kembali, dan
sesudah digali kubur itu maka
bertemulah dia akan
kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang
membantunya itu: "Tolong aku
ketepi sebentar sebab aku ingin
mengetahui bagaimana keadaan
saudaraku ini." Maka dibuka
sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api,
maka segera ia meratakan kubur
itu dan kembali kepada ibunya
lalu bertanya:
"Bagaimanakah kelakuan
saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau
menanyakan kelakuan
saudaramu, padahal ia telah
mati?" Anaknya tetap meminta
supaya diberitahu tentang amal
perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya
itu biasanya mengakhirkan
sembahyang dari waktunya, juga
cuai dalam kesucian dan diwaktu
malam sering mengintai rumah-
rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka
lalu disampaikan kepada orang
lain sehingga mengadu domba
antara mereka, dan itulah
sebabnya
siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan
kubur haruslah menjauhkan diri
dari sifat namimah (adu domba
diantara tetangga dan orang lain)
supaya selamat dari siksaan
kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat
Munkar Nakier.
Alabarra' bin Aazib r.a. berkata:
"Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Seorang mukmin jika ditanya
dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha
illallah wa anna Muhammad
abduhu warasuluhu, maka itulah
yang tersebut dalam firman Allah:
Yutsabbitullahul ladzina aamanu
bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan
orang-orang yang beriman
dengan khalimah yang teguh
dimana hidup didunia dan
diakhirat (yakni khalimah laa
ilaha illallah, Muhammad Rasullullah)
Dan ketetapan itu terjadi dalam
tiga masa iaitu:
1. Ketika melihat Malakulmaut
2. Ketika menghadapi pertanyaan
Mungkar Nakier 3. Ketika menghadapi hisab
dihari kiamat
Dan ketetapan ketika melihat
Malaikulmaut dalam tiga
hal iaitu:
1. Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah
dalam tauhid sehingga keluar
rohnya dalam Islam
2. Diberi selamat oleh Malaikat
bahawa ia mendapat rahmat
3. Melihat tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah
satu
kebun syurga.
Adapun ketetapan ketika hisab
juga dalam tiga perkara
iaitu: 1. Allah s.wt. memberinya ilham
sehingga dapat menjawab segala
pertanyaan dengan benar
2. Mudah dan ringan hisabnya
3. Diampunkan segala dosanya
Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam
empat masa iaitu: 1. Ketika mati
2. Didalam kubur sehingga dapat
menjawab pertanyaan tanpa
gentar atau takut
3. Ketika hisab
4. Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan
kecepatan kilat
Jika ditanya tentang soal kubur
bagaimanakah bentuknya, maka
ulama telah membicarakannya
dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata
pertanyaan itu hanya kepada roh
tanpa jasad dan disaat itu roh
masuk kedalam jasad hanya
sampai didada. Ada pendapat
berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan
sebaiknya seorang mempercayai
adanya pertanyaan dalam kubur
tanpa menanyakan dan sibuk
dengan caranya.
Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada
orang menolak adanya soal
Mungkar Nakier dalam kubur,
maka penolakannya dari dua
jalan iaitu: 1. Mereka berkata: "Ia tidak
mungkin menurut perkiraan akal,
sebab menyalahi kebiasaan tabiat
alam."
2. atau mereka berkata: "Tidak
ada dalil yang menguatkan." Pendapat pertama bahawa ia
tidak mungkin dalam akal
kerana menyalahi kebiasaa tabiat
alam. Pendapat ini bererti
menidakkan kenabian dan
mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya
dari manusia biasa dan tabiatnya
mereka sama, tetapi mereka telah
dapat bertemu dengan Malaikat
dan menerima wahyu, bahkan
laut telah terbelah untuk Nabi Musa
a.s., demikian pula tongkatnya
menjadi ular, semua kejadian itu
menyalahi tabiat alam, maka
orang yang menolak semua itu
bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka
hadis-hadis yang diterangkan
sudah cukup untuk menjadi
alasan bagi orang yang akan
mau terima.
Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna
lahu ma'i syatan dhanka wanah
syuruhu yaumal qiyaamati a'ma.
(Yang bermaksud) "Dan siapa
yang mengabaikan peringatanKu
(ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang
sukar (kehidupan sukar ini
ketika menghadapi pertanyaan
dalam kubur)."
Demikian pula ayat: "Yu
tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia
wafil akhirati. (Yang bermaksud)
"Allah akan menetapkan hati
orang-orang mukmin dengan
khalimah yang teguh didunia dan
diakhirat." Abu-Laits meriwayatkan dengan
sanadnya dari Saad bin
Almusayyab dari Umar r.a.
berkata: Nabi Muhammad s.a.w
bersabda:
"Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka
didatangi
oleh dua Malaikat yang menguji
dalam kubur, lalu
mendudukkannya
dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal
sepatu
mereka ketika kembali, lalu
ditanya oleh kedua Malaikat itu:
Siapa
Tuhanmu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab:
Allah tuhanku, dan agamaku
Islam dan Nabiku Nabi
Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah
yang menetapkan kau dalam
khalimah itu, tidurlah dengan
tenang hati. Itulah ertinya Allah
menetapkan mereka dalam
khalimah hak. Adapun orang kafir zalim
maka Allah menyesatkan mereka
dengan tidak memberi petunjuk
taufiq pada mereka, sehingga
ketika ditanya oleh Malaikat:
Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan
siapa Nabimu, maka jawab orang
kafir
atau munafiq: Tidak tahu. Maka
oleh Malaikat dikatakan: Tidak
tahu, maka langsung dipukul sehingga
jeritan suaranya terdengar semua
yang dialam kecuali manusia dan
jin. (Dan andaikan didengar oleh
manusia pasti pingsan)
Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w
bersabda kepada Umar r.a :
"Bagaimanakah kau hai Umar jika
didatangi oleh kedua Malikat
yang akan mengujimu didalam
kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan
siungkeduanya mengguriskan
bumi, sedang rambut keudanya
sampai
ketanah dan suara keduanya
bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang
menyambar?" Umar bertanya: "Ya
Rasullullah, apakah ketika itu aku
cukup sedar sebagaimana
keadaanku sekarang ini?" Nabi
Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika
sedemikian maka saya selesaikan
keduanya dengan izin Allah
s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w
bersabda: "sesungguhnya Umar
seorang yang mendapat taufiq." Abul-Laits berkata: "saya telah
diberitahu oleh Abul- Qasim bin
Abdurrahman bin Muhammad
Asysyabadzi dengan sanadnya
dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati
melainkan ia mendengkur yang
didengari oleh semua binatang
kecuali manusia, dan andaikata ia
mendengar pasti pingsan, dan
bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik)
berkata: "Segerakanlah aku,
andaikan kamu mengetahui apa
yang didepanku daripada
kebaikan, nescaya kamu akan
menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan
keburu, andaikata kamu
mengtahui apa yang didepan aku
daripada bahaya, nescaya kamu
tidak akan keburu.
Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua
Malaikat yang hitam kebiru-
biruan datang dari arah
kepalanya, maka ditolak oleh
sembahyangnya: Tidak boleh
datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak
tidur kerana takut dari saat yang
seperti ini, lalu datang dari bawah
kakinya, maka ditolak oleh
baktinya pada kedua orang
tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan
tegak kerana ia takut dari saat
seperti ini, lalu datang dari arah
kanannya, maka ditolak oleh
sedekahnya: Tidak boleh datang
dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat
seperti ini, lalu ia datang dari
kirinya maka ditolak oleh
puasanya: Jangan datang dari
arahku, kerana ia biasa lapar dan
haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan
dibangunkan dari tidur, lalu ia
bertanya: Bagaimana
pendapatmu tentang orang yang
membawa ajaran kepadamu itu?
Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab:
Saya bersaksikan bahawa ia
utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat:
Engkau hidup sebagai seorang
mukmin, dan mati juga mukmin.
Lalu
diluaskan kuburnya, dan
dibukakan baginya segala kehormatan yang
dikurniakan Allah kepadanya.
Semoga Allah memberi kita taufiq
dan
dipelihara serta dihindarkan dari
hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari
siksa kubur kerana Nabi
Muhammad s.a.w juga berlindung
kepada Allah dari siksa kubur."
A'isyah r.a. berkata: "Saya
dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga
datang kepadaku seorang
wanita
Yyahudi, minta-minta dan
sesudah saya beri ia berkata:
"Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira
keterangannya itu termasuk
tipuan kaum Yahudi, lalu saya
ceritakan kepada Nabi
Muhammad s.a.w maka Nabi
Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur
itu hak benar, maka seharusnya
seorang muslim berlindung
kepada Allah s.w.t. dari siksa
kubur, dan bersiap sedia untuk
menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia
masih hidup maka Allah s.w.t.
telah memudahkan baginya
segala amal soleh.
Sebaliknya bila ia telah masuk
kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan,
sehingga ia sangat menyesal
sematamata, kerana itu seorang
yang berakal harus berfikir dalam
hal orangorang yang telah mati,
kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin
kalau dapat akan sembahyang
dua rakaat, berzikir dengan
tasbih, tahmid dan tahlil,
sebagaimana ketika didunia,
tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang
masih hidup menghambur-
hamburkan waktu dalam
permainan dan kelalaian semata-
mata.
Saudaraku jagalah dan siap- siapkan harimu, sebab iasebagai
pokok kekayaanmu, maka
mudah bagimu mendapatkan
atau mencari untung laba, sebab
kini dagangan akhirat agak sepi
dan tidak laku, kerana itu rajin- rajinlah kau mengumpulkan
sebanyak mungkin daripadanya,
sebab akan tiba masa dagangan
itu sangat berharga sebab pada
saat itu ia berharga, maka kau
tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon
semoga Allah s.w.t. memberi
taufiq untuk bersiap-siap
menghadapi saat keperluan dan
jangan sampai menjadikan kami
dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia
tetapi tidak diizinkan, juga
semoga Allah s.w.t. memudahkan
atas kami sakaratulmaut, dan
kesukaran kubur, demikian pula
pada semua kaum muslimin dan muslimat.cahyaiman